Ducati Seharusnya Malu

MotoGP yang berlangsung minggu kemarin benar-benar menegangkan, terutama bagi pendukung Valentino Rossi. Bagaimana tidak, ungkapan Rossi yang mengatakan perlu disiapkan sebuah jalur khusus buat Ducati tidak sepenuhnya benar, setidaknya itu terlihat dari hasil kualifikasi.

Di posisi terdepan ditempati oleh pembalap Yamaha Valentino Rossi, di tempat kedua ada John Hopkins yang tampil luar biasa dan pembalap Yamaha lainnya.

Jalannya balapan berlangsung sangat seru, disinilah Ducati seharusnya malu, dengan kekuatan speed yang sangat dominan dan sangat kentara, Casey Stoner tidak pernah mampu lepas dari kejaran Rossi. Dengan catatan, speed yang dimiliki oleh Yamaha begitu jauh dari Ducati, lihat saja bagaimana perbedaan kecepatan Ducati dan Yamaha di trek lurus.

Bisa dikatakan, Ducati HANYA MENANG DI TREK LURUS. Dan yang lebih memalukan, Rossi berkali-kali melewati Stoner sebelum akhirnya didahului lagi oleh Stoner di trek lurus hanya dengan mengandalkan kecepatan mesin.

Bagi pendukung Rossi, hasil ini tetap memuaskan karena Rossi benar-benar telah menunjukkan skill-nya sebagai pembalap. Walaupun sempat melebar beberapa lap sebelum lap terakhir dan terperosok ke posisi ketiga, namun posisi kedua kembali bisa diraih dari tangan John Hopkins yang memang bukan tandingan Rossi.

Para penggemar MotoGP memang mungkin banyak yang mendukung Stoner atau Pedrosa karena merupakan pembalap muda untuk menang, sehingga MotoGP menjadi tidak membosankan.

Namun, balapan yang berlangsung seperti ini, yaitu yang dimenangkan oleh faktor kekuatan motor suatu saat nanti akan menjadi bumerang sendiri bagi ajang MotoGP, karena tentu saja hasil MotoGP akan lebih mudah ditebak, sehingga MotoGP akan semakin kurang diminati. Semoga saja Yamaha dapat sedikit meningkatkan lagi perfoma motornya sehingga Rossi memiliki modal untuk menyaingi Ducati.

Bagi para young guns seperti Stoner, Pedrosa dan yang lainnya seharusnya banyak belajar dari Rossi, sehingga ketika suatu saat kekuatan motor mereka tidak dominan lagi, mereka tetap bisa menampilkan balapan yang seru. Catatan khusus perlu diberikan untuk John Hopkins yang mengendarai Suzuki, Hopkins benar-benar tampil memuaskan dan berhasil naik podium ketiga dibelakang Stoner dan Rossi.

Suzuki yang selama berada di kelas berbeda berhasil memberikan perlawanan untuk Ducati dan Yamaha. Yang lebih menakjubkan, Hopkins berhasil mengasapi Honda yang hanya berhasil finish di posisi keempat. Klasemen sementara, Stoner berada di posisi puncak disusul oleh Rossi dengan selisih 15 poin. Di posisi ketiga ada pembalap muda dari Honda yaitu Pedrosa.

5 komentar di “Ducati Seharusnya Malu

  1. Sebuah pernyataan yang super subjektif, sepertinya penulis kalah taruhan gara-gara Stoner. Ingat bung…… Ducati di MotoGP bukan hanya sebiji, tapi ada empat biji, yang bisa OK cuman Stoner. Motor Pedrosa juga kencang, tapi tak punya nyali untuk libas trek lurus dan late braking.

  2. #Tokunaga

    Super subjektif?
    Ya iyalah, namanya juga blog, hehehe

    Kalah taruhan?
    Itu hal biasa, tapi bagaimana balapan berjalan seru dan kompetitif, itu lebih penting.

    Ducati ada empat biji?
    Bukan masalah ada berapa biji, coba saja bayangkan kalau MotoGP hanya mengandalkan kekuatan mesin, pasti membosankan seperti ketika F1 dikuasai Ferari. (ini juga pendapat subjektif lagi, hehehe)

    Stoner OK?
    Bagaimana kalau motor Rossi secepat Ducati? Hehehe, pasti banyak yg ga setuju.

    Pedrosa tak punya nyali? (ini kan subjektif :D)
    Punya kok, sepertinya itu masalah skill dan pengalaman pembalap.

    Intinya, bagaimana MotoGP tetap kompetitif dan seru, siapapun yang menang bukan masalah, okey, peace…

  3. #pehix
    fanatic? Ya iyalah, kalau jadi penggemar ga fanatik kan nggak seru.. Emangnya salah kalau fanatik?

    Tidak objektif? Sudah saya jawab diatas..

    Rossi juara pakai motor yang nggak ada lawannya? Mas ini penggemar baru ya? Rossi sudah membuktikan skillnya, Rossi dua kali juara dunia pakai Yamaha, motor yang bukan nomor satu.. Catat itu..

    Seandainya Stoner bisa seperti itu, saya pun akan ikut jadi fans-nya Stoner… 🙂

  4. mas anker, angker bnr sanggahannya^^
    klo rossi emang sdh g da tandingannya kale… (siapapun pasti setuju dengan rossi sebagai rajanya motogp)
    tp jng segitunya kale sm pembalap yg ‘kebetulan’ bisa ngalahin rossi…
    (‘Ducati seharusnya malu’??), hbs gini rossi di ducati loh… 🙂

Tinggalkan Balasan ke kikay Batalkan balasan