Seorang Guru Harus Sabar

Setelah hampir satu tahun mengajar di sebuah SMK di kawasan Dalung – Bali, aku mencoba berpikir, di awal-awal mengajar, aku memang selalu humoris. Setiap berada di lab komputer ketika mengajar, murid-murid bisa saja aku buat tertawa atau setidaknya tersenyum.

Namun belakangan ini, aku lebih sering menjadi “galak”, dan tidak jarang pula aku mengurut dada. Bagaimana tidak jengkel, sudah setahun aku mengajar, masih saja ada yang “gaptek”.

Coba bayangkan, menggunakan mouse saja masih ada yang membuat aku ingin tertawa karena sedih, secara tidak sengaja aku melihat muridku yang melakukan “klik kiri” dan “klik kanan” pada mouse menggunakan jari yang sama yaitu jari telunjuk. Sekilas memang aku ingin tertawa, tapi aku mulai berpikir, apa yang menyebabkan keadaan itu?

Kembali lagi, aku menyalahkan diri sendiri, mungkin aku yang kurang dalam mengajar. Tapi kalau memang benar begitu, tampaknya aku memang harus benar-benar sabar, karena aku sudah sangat sering menyampaikan suatu hal di depan murid, namun tetap saja aku perlu menyampaikannya berulang-ulang.

Contoh menggunakan mouse diatas hanya sebagian kecil dari kenyataan yang ada. Memang berbeda sekali dengan ketika kita mengajar sebagai dosen. Sebagai guru, memang benar-benar perlu kesabaran yang tinggi, sepertinya tidak semua orang bisa melakukannya. Mudah-mudahan aku bisa melewati semua ini.

4 komentar di “Seorang Guru Harus Sabar

  1. jadi guru memang harus sabar…dan sering sering mengurut dada…karena saya termasuk orang yang nggak sabaran, makanya nggak punya cita cita jadi guru…;)

  2. mungkin muridnya situ kurang cantik-cantik kale, tdk seperti murid saya yang notabene hampir merata cantik2, hwuauwhuauwa…
    sabar ya dik…sabar…

Tinggalkan komentar